Kota Makassar disamping sebagai salah satu gerbang pendistribusian barang dari berbagai daerah, seperti dari Jakarta, Surabaya dan Kalimantan juga merupakan wilayah dengan dominasi industri yang mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi maupun barang jadi. Sebagai pusat kota, Makasar dengan jumlah kepadatan penduduk, merupakan salah satu kota yang sangat padat. Oleh karena itu, Kota Makasar menjadi tempat tujuan masuk bahan baku industri dan pengiriman produk industri yang mencakup pemasaran skala nasional bahkan internasional. Peranan ini menuntut penyediaan jasa transportasi ekspedisi makassar yang memadai dan lancar yang dapat diandalkan sebagai pendukung pembangunan ekonomi dan sosial didaerah perkotaan dengan mengurangi gangguan yang terkait dengan angkutan barang. Terlebih lagi angkutan barang di Kota Makasar bertambah pesat dilihat dari ukuran kapasitas kendaraan, beban, dan volume kendaraan.
Penyedia layanan logistik ini bersaing dengan pengguna jalan lain untuk ruang lalu lintas yang langka, yang tidak dapat diperpanjang tanpa batas. Hal ini mengakibatkan dampak negatif berupa kemacetan lalu lintas, kecelakaan, polusi dan getaran yang ditimbulkan di sekitar jalur transportasi yang berakibat pada meningkatnya biaya ekternal (external cost). Masalah dari berbagai pemanfaatan infrastruktur ini dapat mengakibatkan penurunan kualitas layanan dan biaya pengiriman barang yang lebih tinggi. Perspektif yang berbeda dari para pemangku kepentingan (steak holder) seperti pengirim, penyedia layanan logistik kota, penduduk dan administrator kota menambah kesulitan dalam mengoptimalkan kinerja angkutan barang perkotaan seperti ditunjukkan berikut:
Pengirim, mengirim barang ke perusahaan lain atau orang dan menerima barang dari mereka. Mereka cenderung untuk memaksimalkan tingkat pelayanan mereka dalam hal biaya dan keandalan transportasi. Penyedia layanan logistik perkotaan, mengirimkan barang ke pelanggan. Tujuan mereka adalah meminimalkan biaya transportasi dalam pengambilan/penjemputan dan pengiriman barang yang lebih efisien, dan mereka dituntut untuk memberikan tingkat layanan yang tinggi dengan biaya rendah. Untuk mencapai tingkat layanan yang tinggi, kendaraan angkutan barang sering tidak efisien. Mereka sering harus menunggu dekat lokasi pelanggan ketika mereka tiba lebih awal dari waktu yang telah ditentukan.
Penduduk, adalah orang-orang yang tinggal, bekerja, dan berbelanja di kota. Mereka menderita gangguan akibat pergerakan angkutan perkotaan dekat daerah perumahan dan ritel mereka. Namun, warga juga mendapatkan keuntungan dari pengiriman yang efisien dan dapat diandalkan. Administrator kota, berusaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi kota. Mereka tertarik pada pengurangan kemacetan dan gangguan lingkungan serta meningkatkan keselamatan lalu lintas
Tujuan mereka adalah meminimalkan biaya transportasi dalam pengambilan/penjemputan dan pengiriman barang yang lebih efisien, dan mereka dituntut untuk memberikan tingkat layanan yang tinggi dengan biaya rendah. Untuk mencapai tingkat layanan yang tinggi, kendaraan angkutan barang sering tidak efisien. Mereka sering harus menunggu dekat lokasi pelanggan ketika mereka tiba lebih awal dari waktu yang telah ditentukan.
Untuk tujuan ini, mereka merencanakan sistem transportasi perkotaan secara keseluruhan untuk menyelesaikan konflik antara para pemangku kepentingan lainnya. Dalam tulisan ini steakholders tersebut dikengelompokkan menjadi tiga untuk memudahkan dalam melakukan pengambilan data yaitu: user (pengirim dan penduduk), operator (penyedia layanan logistik perkotaan) dan regulator (administrator kota)